Pengakuan Tete Jago, Hasmi Digenjot Jin Setiap Malam Selama 15 Tahun


Dukun sakti berjulukan Tete Jago (83) telah ditangkap. Ia diciduk karena menculik Hasmi (25), gadis desa di Tolitoli, Sulawesi Tengah (Sulteng). Hasmi dijadikan tumbal perdukunan selama 15 tahun.

Kepada polisi, Tete Jago mengaku menculik Hasmi untuk dikawinkan dengan jin sahabatnya. Setiap malam, Hasmi diserahkan ke jin berjulukan Amrin untuk disetubuhi.

“Dari investigasi awal, korban dijadikan tumbal untuk praktik perdukunan,” kata Kapolres Tolitoli AKBP M Iqbal Alqudusy.

Tete Jago dikenal sebagai paranormal atau dukun sakti di Desa Bajugan, Kecamatan Galang, Tolitoli, Sulteng. Rumahnya selalu didatangi warga untuk berkonsultasi problem percintaan.

Tete Jago menculik Hasmi pada 2003. Saat itu, usia Hasmi gres 12 tahun. Selama diculik, Hasmi disembunyikan di sela-sela watu besar yang berada di belakang rumah pelaku. Saat malam tiba, korban dibawa Tete Jago ke saung kecil.

“Kalau malam, sekitar pukul 19.00 WIT, korban dibawa ke gubuk kecil, saung gitu, di sanalah bertemu Amrin. Katanya (Amrin) jin yang membantu praktik perdukunan si Jago,” tambah Iqbal.


Setiap kali bertemu Amrin, korban selalu disetubuhi. Amrin bersetubuh dengan Hasmi melalui mediator badan Tete Jago.

Sebelum matahari terbit, korban kembali dibawa ke gua. Ia dihentikan keluar dari gua dengan bahaya bahwa beliau diawasi jin. Jika berani kabur, beliau akan bernasib sial dan mengenaskan.

Berdasarkan informasi yang beredar di masyarakat, Hasmi sudah enam kali dihamili kakek Jago. Ia dijadikan buka seks semenjak tahun 2003 atau semenjak Hasmi diculik.

Namun setiap kali Hasmi melahirkan, anaknya pribadi dibunuh Tete Jago. Anak Hasmi dijadikan tumbal atau alat perdukunan untuk menghadirkan jin.


Warga menemukan gundukan tanah menyerupai pusara di lokasi inovasi Hasmi. Diduga, pusara itu yakni makam anak Hasmi yang dibunuh dan dijadikan tumbal oleh Tete Jago.

“Ada gundukan tanah menyerupai kuburan di sekitar lokasi inovasi korban. Tapi kita belum tau apakah itu kuburan atau bukan. Kami hanya menduga itu kuburan janin hasil pelecehan,” kata Nadir, tokoh perjaka Desa Galumpang.

Kapolsek Dako Pamean, Ipda Dickri yang dikonfirmasi belum dapat memastikan kebenaran kuburan janin di lokasi inovasi korban.

“Sejauh ini kami belum menemukan adanya kuburan. Tapi akan kita tindaklanjuti lagi,” kata Dickri, melalui sambungan telepon.


Seperti diberitakan sebelumnya, korban ditemukan pada Minggu (5/8/2018) siang dalam kondisi memprihatinkan. Korban ditemukan tanpa busana di dalam gua yang hanya berjarak sekitar 100 meter dari rumah pelaku di Desa Bajugan, Kecamatan Galang. Desa yang bersebelahan dengan kawasan tinggal korban.

“Ada ruangan kecil berukuran satu meter setengah kali satu meter setengah di dalam watu itu. Lokasinya perbukitan tak jauh dari rumah pelaku,” ucap Dickri.

Sumber

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1