Hmm Permainan Persebaya Bakal Seakan-Akan Persib?
Friday, September 21, 2018
Edit
Kehadiran Djadjang Nurdjaman sebagai instruktur gres Persebaya Surabaya menerima banyak tanggapan. Banyak yang menilai instruktur yang bersahabat disapa Djanur itu bakal menerapkan metode yang sama ketika melatih Persib Bandung.
Hal itu tidak mengherankan mengingat Djanur merupakan sosok yang identik dengan Persib. Dia pernah bertahun-tahun menjadi pemain dan instruktur di tim Maung Bandung sampai membawa gelar ISL 2014 dan Piala Presiden 2015.
Asisten instruktur Persebaya, Sugiantoro, mempunyai pendapat sama. Formasi 4-3-3 yang biasa diterapkan Persebaya juga pernah digunakan Persib dikala masih di bawah instruksi Djanur.
"Saya melhat tidak jauh beda. Coach Djanur pernah menggunakan 4-3-3 di Persib dengan gelandang bertahan Hariono yang merupakan orang Jawa Timur (Sidoarjo). Di sini, kami punya M. Hidayat, Misbakus Solikin, dan OK John," kata ajun instruktur yang bersahabat disapa Bejo itu.
Dalam gugusan 4-3-3, Persebaya mengandalkan permainan ofensif. Tiga gelandang mereka tidak terlalu banyak bergerak sebab serangan banyak dilancarkan dari sisi sayap yang menjadi variasi lain.
Selama ini posisi gelandang serang kerap diemban Nelson Alom, Hidayat, dan Solikin. Namun, OK John yang berposisi orisinil sebagai stoper, juga mempunyai kemampuan yang anggun sebagai pemutus serangan lawan.
Di posisi gelandang serang, [Persebaya](Persebaya "") mempunyai Robertino Pugliara dan Raphael Maitimo. Kebetulan, dua pemain itu pernah berseragam Persib dan sama-sama mempunyai pengalaman bekerja sama dengan Djanur.
"Sebetulnya sama saja. Tapi, perbedaannya 4-3-3 itu harus tahu kapan melaksanakan ofensif dan defensif. Kalau 4-3-3 ofensif, kami pakai satu gelandang bertahan, sedangkan defensif pakai dua gelandang bertahan. Coach Djanur tentu lebih paham itu," imbuh Bejo.
Namun, kalau melihat permainan kedua tim trend ini, ada perbedaan mencolok. Persib di bawah instruksi Mario Gomes lebih mengandalkan gugusan 4-4-2 dengan dua striker impor, Ezechiel N’Douassel dan Jonathan Bouman.
Sumber