8 Alasan Pasangan Menduakan Sekalipun Korelasi Tampak Baik-Baik Saja
Tuesday, September 11, 2018
Edit
Dalam sebuah hubungan, ada yang berprinsip bahwa apapun akan dimaafkan kecuali selingkuh. Jika salah satu pasangan ada yang selingkuh, sebuah kekerabatan rasanya akan sangat sulit untuk dipertahankan. Tapi apa sih bahwasanya yang menyebabkan seseorang nekat berselingkuh?
Sekelompok ilmuwan punya klarifikasi soal hal tersebut. Seperti yang Liputan6.com kutip dari Brightside.me (28/3/2018), berikut ini delapan alasan yang bisa membuat seseorang berselingkuh dari pasangannya. Bahkan dalam sebuah kekerabatan yang tampak baik-baik saja, godaan untuk menduakan bisa tetap saja ada.
1. Sudah Tidak Ada Keintiman atau Kedekatan Lagi
Soal kedekatan dan keintiman bisa menjadi pemicu perselingkuhan. Ketidakmampuan melaksanakan percakapan dari hati ke hati dengan pasangan dan kurangnya donasi antara satu sama lain, mendorong perempuan dan laki-laki untuk berselingkuh. Ada stereotip bahwa motif utama seorang laki-laki ialah seks. Tapi ada hal yang lebih menarik. Dalam buku The Truth on Cheating, konselor janji nikah Gary Neuman menyampaikan bahwa 47% klien laki-laki yang berselingkuh mengaku tak mempunyai keintiman emosional dengan pasangannya. Keadaan pun jadi makin sulit sebab laki-laki tidak suka menyampaikan perasaan mereka. Padahal, banyak perempuan yang sangat menginginkan semoga pasangan prianya mempunyai perasaan terbuka.
2. Adanya Pengaruh dari Orang Lain
Disadari atau tidak, orang-orang di sekitar juga memengaruhi kecenderungan seseorang terhadap perselingkuhan. Dalam satu polling anonim, lebih dari 75% laki-laki yang melaksanakan kekerabatan tubuh dengan perempuan yang bukan istrinya mengaku bahwa teman-teman mereka juga mengkhianati istri mereka. Pengaruh dari orang lain ternyata bisa mendorong seseorang untuk selingkuh.
3. Berkurangnya Gairah dan Romansa
Kurangnya emosi, hilangnya geliat romansa, serta kehidupan seks yang membosankan menjadi alasan bagi 70% laki-laki dan 49% perempuan memutuskan untuk berselingkuh. Demikian berdasarkan survei dalam buku berjudul The Normal Bar oleh Chrisianna Northrup, Pepper Schwartz, dan James Witte. Perlu dicatat bahwa orang-orang dalam survei di atas juga menyampaikan bahwa kekerabatan mereka senang secara umum, dalam artian tanpa skandal besar dan problem mengecewakan lainnya.
4. Mengalami Krisis Paruh Baya
Yup, dikala memasuki usia tertentu, beberapa orang mulai mengalami kondisi yang disebut krisis paruh baya. Saat mengalami krisis tersebut, seseorang akan makin rentan terhadap godaan menyerupai selingkuh. Demikian berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Adam Alter dan Hal Hershfield dari New York University. Penelitian tersebut menyampaikan bahwa krisis paruh baya biasanya terjadi pada usia 29, 39, atau 49 tahun. Memang tidak semua laki-laki akan berselingkuh begitu memasuki usia-usia tersebut. Tapi sebagai info saja bahwa usia seseorang bisa menjadi salah satu faktor yang menyertai atau sanggup memperburuk keadaan lain sehingga mendorongnya untuk berselingkuh. Kita hanya perlu lebih berhati-hati saja.
5. Menghabiskan Terlalu Banyak Waktu di Dunia Maya atau Media Sosial
Zaman kini memang rasanya sulit untuk lepas dari dunia maya atau media sosial. Namun, bukan berarti semua waktu dihabiskan untuk dunia maya saja. Kebanyakan beraktivitas di dunia maya atau media umum bisa memicu perselingkuhan. Dalam sebuah penelitian berjudul 'The Third Wheel: The Impact of Twitter Use on Relationship Infidelity and Divorce', kalau salah satu pasangan dalam sebuah kekerabatan mencurahkan terlalu banyak waktu ke Twitter atau jejaring sosial lainnya, maka, risiko perselingkuhan akan meningkat. Hubungan virtual di dunia maya sanggup menyebabkan argumen bagi pasangan di dunia nyata. Hal ini terang pada risikonya bisa merusak keharmonisan.
6. Terlalu Sibuk Bekerja
Dalam sebuah survei di buku berjudul The Normal Bar oleh Chrisianna Northrup, Pepper Schwartz, dan James Witte, disebutkan bahwa lebih dari 1/3 laki-laki yang berselingkuh ialah pelaku bisnis serius yang biasa menipu perempuan tercinta mereka selama perjalanan bisnis. Sementara pada wanita, 13% perempuan berselingkuh di kawasan kerja. Kemungkinan perselingkuhan di kawasan kerja meningkat selama tahun 6-9 tahun perkawinan (tahun-tahun itu ialah yang paling ringkih bagi suatu pernikahan). Hm, sepertinya memang mempunyai kemampuan administrasi waktu dan prioritas yang baik sangatlah penting dalam sebuah hubungan.
7. Kurangnya Oksitosin
Hormon oksitosin juga disebut hormon cinta. Ada yang juga menyebutkan oksitosin sebagai hormon pelukan (yang meningkat ketika kita memeluk dan mencium pasangan). Hormon ini memainkan tugas penting dalam membuat dan menjaga kepercayaan dalam suatu hubungan.
Para ilmuwan berpikir bahwa kekurangan hormon itu bisa menjadi pemicu seseorang berselingkuh. Dalam sebuah percobaan, beberapa laki-laki yang sudah menikah disuntik dengan oksitosin kemudian berkenalan dengan seorang perempuan yang menarik. Partisipan yang mendapat takaran hormon justru semakin menjaga jarak dengan perempuan menarik itu. Sementara, partisipan yang tak mendapat takaran hormon itu justru mendekati perempuan menarik tersebut.
8. Selingkuh Memang Sudah Kaprikornus Tabiatnya
Selingkuh bisa jadi watak seseorang. Pada kenyataannya, memang ada orang yang tidak bisa membayangkan hidup mereka tanpa perselingkuhan. Orang menyerupai itu tidak sanggup mengubah sikap yang sudah mengakar tersebut. Alasan bahwasanya untuk sikap itu bervariasi dan mereka sanggup menyembunyikan alasan itu jauh di dalam lubuk perasaan secara emosional. Kalau menduakan sudah jadi tabiat, wah kayaknya bakal susah dihilangkan ya.
Penyebab seseorang menduakan memang sangat beragam, ladies. Tapi semoga saja kita bisa mendapat kekerabatan serasi yang kita impikan, ya. Jangan hingga kita termakan menduakan dan jangan hingga juga kita jadi korban perselingkuhan.
Sumber