3 Bencana Pencak Silat Antara Malaysia Dan Indonesia, Tak Pernah Naik Podium Tiba-Tiba Juara
Sunday, September 9, 2018
Edit
Insiden mengamuknya atlet Pencak Silat Malaysia di Asian Games 2018 Jakarta, Senin (27/8/2018) lalu, semakin menambah catatan kontroversi berkelahi pencak silat antara dua negara rumpun melayu, Indonesia dan Malaysia.
Ya, agresi protes pesilat ketika mempertemukan Indonesia dan Malaysia, bukan kali ini pertama terjadi.
Di SEA Games 2017 misalnya, di mana Malaysia menjadi tuan rumah, sejumlah pesilat Indonesia terang-terangan juga merasa dicurangi oleh wasit ketika berlaga.
Ironis, sebab Pencak Silat, sejatinya olah raga yang menekankan ihwal kerendah hatian dan semangat persahabatan.
Berikut 3 insiden kontroversial mewarnai laga yang melibatkan pesilat Indonesia dan Malaysia:
1. Poin Keterlaluan Malaysia
Pesilat Indonesia Hendy dan Yolla Primadona Jumpil kalah secara menyakitkan di ajang SEA Games 2017, Kuala Lumpur, Malaysia.
Di cabang olahraga selesai nomor ganda putra SEA Games 2017 di KLCC Hall II, Kuala Lumpur, Kamis (24/8/2017) keduanya mesti merelakan medali emas direbut atlet Malaysia, M. Taqiyuddin bin Hamid-Rosli bin M. Sharif.
Indonesia kala itu menerima poin 554, terbilang jauh dari Malaysia yang menerima 582 poin.
Kemenangan Malaysia atas Indonesia itu dianggap kontroversial, menyusul keputusan wasit.
Pasalnya, poin yang diraup duet pesilat Malaysia dianggap tak masuk akal dalam sejarah lomba silat.
Pesilat Indonesia, Yolla Primadona, kemudian menumpahkan curhatnya di media sosial.
Ia tak kuasa menahan air mata.
"5 kali mereka ketemu kita, (mereka) gak pernah menang, podium aja gak naik dia. Tapi kenapa datang tiba disini sanggup menang," kata Yolla.
2. Poin Iqbal Hilang Tanpa Sebab
Pahitnya kenangan di SEA Games 2017 Kuala Lumpur juga dirasakan oleh pesilat asal Kaltim, Iqbal Chandra Pratama.
Di ajang itu, Iqbal dan tm pencak silat Indonesia, merasa dikerjai habis-habisan oleh wasit dan panitia.
Padahal, Iqbal tidak melawan Malaysia, melainkan melawan pesilat Thailand di kelas D putra.
Iqbal yang berada di sisi merah, tampil percaya diri melawan pesilat Thailand.
Ia sempat unggul 5-0 di ronde 2, dan diyakini akan menang mudah.
Memasuki ronde 3, keputusan wasit mulai aneh.
Dengan gampang wasit memperlihatkan hukuman terhadap terhadap Iqbal, tiap kali ia memperlihatkan perlawanan kepada atlet Thailand.
Hal ini menciptakan marah jajaran official tim pencak silat Indonesia.
Tim melayangkan protes, tapi tak digubris oleh ofisial pertandingan.
Akhirnya, tim Indonesia menentukan menarik Iqbal dari pertandingan kelas D tersebut.
Iqbal pun dinyatakan gugur.
"Kecewa banget, kesal. Karena di ronde 3 saya unggul 5-0 tapi tiba-tiba wasit kasih teguran dan nilai saya dikurangi 5. Saya tidak paham kesalahannya apa, sebab semua serangan bantingan itu sah dan masuk," katanya singkat, kepada Tribunkaltim.co via pesan pribadi, Jumat (25/8/2017).
Iqbal juga menyayangkan karena kontingen Indonesia kerap menerima agresi tak fair play selama gelaran SEA Games di Negeri Jiran.
3. Atlet Malaysia Ngamuk di Jakarta
Di Asian Games 2018, giliran atlet Malaysia cabang olahraga Pencak Silat, Jamari Mohd Al Jufferi yang merasa dicurangi wasit.
Ia menentukan mengundurkan diri dua detik sebelum pertandingan selesai.
Al-Jufferi yang tanding melawan wakil Indonesia, Komang Harik Adi Putra, memutuskan mundur dikala laga memasuki ronde ketiga.
Atlet Malaysia tersebut menentukan mengundurkan diri karena menganggap juri tidak adil dalam memperlihatkan penilaian.
Menurut Jamari Mohd Al Jufferi, dirinya merasa nilainya tidak bertambah, padahal sudah melayangkan pukulan kepada atlet Indoneisa, Komang Harik Adi Putra.
Ironisnya, ia mengamuk dan melakuan perusakan Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah(TMII) pada Senin (27/8/2018).
Pengurus asosiasi pencak silat Malaysia kemudian menyebut atletnya dirampok di Asian Games 2018 Jakarta.
Sumber